MASIGNCLEAN101

Pertamina, Jadilah Tuan Rumah di Negeri Sendiri

5/21/2015
Indonesia memasuki urutan ke-25 mengenai potensi minyak terbesar dengan cadangan minyak sebesar 4,4 miliar barrel. Selain itu juga berada di urutan ke-21 sebagai penghasil minyak mentah terbesar di dunia yakni sebanyak satu juta barrel per hari. Indonesia juga menduduki urutan kedua pengekspor Liquefied Natural Gas (LNG) yaitu 29,6 bcf (biamoklorodifluorometana).

Sumber minyak bumi pertama ditemukan oleh seorang Belanda, yang  bernama A.G. Zeijiker di Telaga Tiga yang menjadi tonggak berdirinya SHELL (perusahaan minyak dari Netherland dan Telaga Said, dekat pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Sejak berdirinya SHELL bermunculanlah blok minyak yang lain, yaitu Ledok, Cepu, Riam Kiwa di Sanga-Sanga, Kalimantan, Sumatera Selatan di dekat muara enim.

Beberapa penghasil minyak (sumber minyak dan gas):

a.    Riau
Mampu menghasilkan 365.827 barrel per hari, dengan rincian minyak mentah sebanyak 359.777 (berasal dari kepulauan Natuna yang terdiri atas enam blok, yaitu Rokan, Montain Frant, Kuantan, SIAK, Coastal Plains dan Pekan Baru, Selat Malaka, Selat Panjang) dan kondensat 6.010 barrel per hari. Riau adalah penghasil minyak terbesar di Indonesia. SDA dikelola oleh Chevron, Petroselat, Bumi Siak Pusako, Pertamina, Kondus Petroleum, dan Pembangunan Riau.

b.    Irian Jaya Barat
Mampu menghasilkan 14.811 barell per hari, minyak mentah 8.234 barrel, kondensat 6.568 barrel. Dieksplokasi oleh Pertamina, Petrochina, dan Petroleum.

c.    Sumatera Selatan
Daerahnya adalah Rimau, Lematang, Pendopo Raja, Ogam Komering. Keempat daerah tersebut mampu menghasilkan hingga 30.718 barrel per hari (bph) dan kondensat 10.339 barrel. Semua blok disini dikelola oleh Pertamina, Medicu, Talisman, Conoco Philips.

d.    Jawa Timur
Mampu menghasilkan sebanyak 52.290 bph dan kondensat 326 barrel. Total 52.616 bph. Daerah penghasil minyaknya adalah Kangean, Tuban, Cepu, Biantas, Madura Barat, Gresik, Bawean. Sumber-sumber ini dikelola oleh Pertamina, Hess, Kodeco Energy, Kangean Energy, Total, Petrochina. Menurut data liputan 6, eksplorasi terbesar ada ditangan PT. Chevron Pacific, perusahaan asal Amerika masuk ke Indonesia tahun 1920. Chevron adalah penggabungan dari Standard Oil of California (bergabung tahun 1930, mereka banyak menemukan sumber minyak hingga Februari 2014 telah mengeksplor 308.528 bph.

PT. Pertamina ada di posisi kedua dengan jumlah penghasilan 113.152 bph. Pertamina menawarkan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dimana pertamina membeli minyak yang dieksplorasi perusahaan asing lalu diolah dari kilang-kilang milik Pertamina. Hal ini ternyata didukung juga oleh BP Migas, hanya saja belum ada regulasinya. Kilang minyak Pertamina memiliki kapasitas 1 juta barrel per hari. Hasil minyak KKKS yang dibeli adalah 3.500 bph.

Total minyak mentah yang diekspor KKKS mencapai 210.000 bph. Untuk kelahanan BBM Pertamina melakukan upgrading dan pembangunan kilang hingga 2018. Diharapkan dengan adanya kilang baru di Jawa Barat dan Jawa Timur (Balongan dan Tuban) dapat meningkatkan produksi BBM Nasional dan 40,6 juta kilo liter per tahun menjadi 66,7 juta kilo liter per tahun (2018).

Efisiensi yang telah berhasil dilakukan pemerintah dari kegiatan impor BBM untuk memenuhi kekurangan pasokan dalam negeri telah mendorong penghematan sekitar US$ 280 juta (2011).

Manfaat pembangunan kilang baru yaitu, mengurangi ketergantungan impor, menghemat devisa, stabilitas nilai tukar, memacu pertumbuhan industri domestic dan pasar tenaga kerja. Jika tidak ada pembangunan kilang baru, maka akan mengalami deficit 608.000 – 640.000 bph. Dana yang dibutuhkan untuk membangun kilang kapasitas 300.000 bph membutuhkan biaya sekitar 100 T.

Pertamina akan impor 300 juta barrel sepanjang tahun ini. 2015, porsi minyak yang diolah dalam kilang adalah 64% domestik dan 36% impor atau 306.000 bph.

Dari artikel di atas, staff-staff Departemen Edukasi mempunyai beberapa pendapat dan gagasan, antara lain :

“Jadilah Tuan rumah di rumah sendiri” itulah harapan bangsa Indonesia. Melihat Indonesia sebagai urutan 25 dari potensial minyak, angka ini menunjukkan bahwa Indonesia, khususnya Pertamina potensial pula sebagai tuan rumah di negeri sendiri.
Upaya menyelenggarakan produksi minyak domestic, sangat kami dukung sebagai upaya kemandirian, terlebih data menyebutkan apabila Indonesia tidak punya kilang sendiri akan deficit 608.000 barrel. Yang jadi pertanyaan adalah seberapa besar preferensi antara defisit yang akan diterima Indonesia dengan penghematan biaya apabila impor? Jika hasilnya lebih besar impor, sebagai penghematan biaya maka boleh saja masih impor. Tapi lebih mengharapkan tidak perlu impor.

Namun ketika Indonesia sudah punya kilang, karena pembuatan kilang itu sebadian dari investor dananya, maka sarannya jadilah investor terbesar diantara Negara lain. Agar bisa menjadi “tuan rumah”. Hal ini mungkin yang harus jadi perhatian pemerintah. Kapan Indonesia bisa memenuhi kebutuhan BBM dengan potensi minyaknya sendiri? Agar Indonesia benar-benar lebih dari sebagai Tuan Rumah. Tapi sebagai Negara yang mandiri.

2.    MANISAH
Urutan ke-25 potensi produksi minyak. Penghasil terbesar di Indonesia :
a.    Riau
b.    Irian Jaya Barat
c.    Sumatera Selatan
d.    Jawa Timur

Pembangunan kilang baru, 4,4 milyar barrel per hari, hal tersebut menunjukkan adanya efisiensi. Indonesia adalah negara penghasil minyak bumi, akan tetapi saat ini minyak bumi yang diproduksi oleh Indonesia tidak mencukupi kebutuhan konsumsi minyak penduduk Indonesia. Hal tersebut yang menyebabkan Pertamina diharuskan untuk mengimpor dari luar negeri. Mengenai pembangunan kilang minyak baru oleh Pertamina memang diharapkan akan mengurangi beberapa masalah produksi minyak bumi, namun pastinya akan timbul masalah baru, terutama pada lingkungan.

Seperti eksplorasi yang berlebihan pada alam. Untuk menangani masalah produksi minyak bumi yang kurang mencukupi tingkat kebutuhan konsumsi, peran Pertamina sangatlah penting. Setidaknya selain impor dari luar negeri, Indonesia akan lebih baik apabila menemukan sumber energi lain yang terbarukan. Karena masih adanya potensi SDA yang melimpah di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber energi yang bermanfaat selain dari minyak. Untuk itu alangkah baiknya jika pihak pertamina berusaha untuk mencari alternatif sumber energi lain dengan mengadakan penelitian dan pengembangan. Namun, peran warga masyarakat Indonesia pun diperlukan yaitu dengan penghematan pada penggunaan kendaraan bermotor. Harus ada kerjasama antara Pertamina dengan masyarakat.


Indonesia ternyata memiliki potensi menghasilkan ekspor minyak yang besar, hal ini tentulah membanggakan kita semua. Namun sayang, dalam eksplorasi minyak mentah, kita masih membutuhkan bantuan bangsa lain, seperti Chevron yang dari Amerika, karena merekalebih berpengalaman dari kita, Pertamina. Jadi, inti masalahnya adalah profesionalisme Pertamina sendiri. Pertamina selama ini kurang dalam hal eksplorasi minyak mentahnya. Seandainya Pertamina memiliki profesionalisme yang sepadan dengan Chevron, tentu kita bisa menjadi eksportir minyak mentah yang besar. Menurut saya, seharusnya Pertamina melakukan transfer ilmu dari Chevron, karena mereka lebih profesional dalam hal perminyakan. Staff Pertamina harus dilatih, khusunya dalam masalah eksplorasi minyak.

Apabila sudah melakukan alih ilmu, langkah kita berikutnya adalah mencari lebih banyak lagi sumber minyak mentah di Indonesia. Mungkin saja daerah-daerah di Indonesia terdapat banyak kandungan-kandungan minyak mentah. Selain itu, kita juga harus secara berkala, mengurangi kontrak kerja sama dengan Chevron, sehingga lambat laun tetapi pasti, Pertamina pasti bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Kemudian kita juga harus membuat kilang-kilang minyak yang baru, untuk meningkatkan produktifitas. Tentu saja, untuk membuat kilang-kilang minyak tersebut, kita membutuhkan biaya. Oleh karena itu, tentu saja,sebelumnya kita harus mengekspor minyak mentah tersebut, dan juga harus mendistribusikan ke seluruh pelosok Indonesia, sehingga Pertamina mampu memperoleh dana yang sepadan dengan pembuatan kilang-kilang minyak tersebut.

4.    IRHAS
ü Jangka pendek
40% minyak mentah Indonesia dari Chevron jika langsung di impor ke dalam negeri tentu dapat menghemat ongkos dan juga investasi teknologi pengolahan minyak mentah. Ditambah harga minyak mentah sedang murang.
ü Jangka panjang
·      Potensi minyak mentah 1,5 milyar barrel
·      Konsumsi minyak ± 300 juta barrel

Kita bisa menjadi mandiri BBM. History : Indonesia pernah menjadi kaya karena penjualan minyak mentah pada masa ORBA. Jika kita bisa mengolah potensi 1,5 milyar barrel itu menjadi BBM, kita bisa saving sekitar  1,2 mlyar barrel per tahun. Dari potensi saving itu kita bisa menjualnya berupa langsung maupun waralaba seperti SHELL total di negeri orang. Tentunya akan menambah devisa sekitar 67.680.000.000.000 dalam penjualan minyak mentahnya saja. Tapi ini masih perhitungan kotor dan juga minyak mentah ini diproduksi oleh Pertamina sendiri
FOSEI UNSOED

Akun Official KSEI FOSEI Universitas Jenderal Soedirman